Jawapes Gresik � Menindak lanjuti perselisihan yang berujung pada bentrokan antara keluarga besar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Banyuwangi dengan para pihak RSUD Blambangan Banyuwangi, (akhir Juli 2020).
Dalam aksi demo menyatakan sikap bersama seluruh para Ketua, Kadiv dan anggota LSM GMBI yang berada di Wilayah Teritorial (Wilter) Jawa Timur (Jatim) untuk mempertegas fakta kejadian yang sesungguhnya, sangat bersinggungan dengan marwah, martabat dan integritas organisasi, ungkap Muhammad Huddin, S.Pd, Senin (3/8/2020).
Selaku ketua GMBI Distrik Gresik, Muhammad Huddin, S.Pd sangat merasa terpukul dengan fitnah yang berkembang atas peristiwa bentrokan, akan tetapi santer dikabarkan oleh media massa bahwa kejadian tersebut adalah penganiayaan oleh keluarga besar LSM GMBI Distrik Banyuwangi terhadap petugas, dokter dan para karyawan RSUD Blambangan Banyuwangi, jelasnya.
Kepada awak Media Jawapes, Muhammad Huddin, S.Pd saat akan memberangkatkan para anggota GMBI Distrik Gresik dan sepulangnya, bahwa kejadian bermula dari kurangnya respon dari pihak RSUD Blambangan Banyuwangi yang mengakibatkan pasien muntah darah saat pulang kerumahnya, lazim dilakukan oleh kebanyakan rumah sakit dikarenakan penggunaan biaya dari pemerintah, tekannya.
Mengingat adanya propaganda atau kabar tentang akan dihadapkannya LSM GMBI dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada, Muhammad Huddin, S.Pd menghimbau dan berharap sangat bahwa para pihak penegak hukum tidak tebang pilih dan mengungkapkan kejadian yang sesungguhnya agar nama baik lembaga serta publik tidak tersesat dalam mendapatkan informasi ini.
Lebih lanjut, jika hukum telah menyatakan siapa yang terbukti bersalah, saya selaku ketua GMBI Distrik Gresik akan turut bertanggung jawab sepenuhnya apabila dari kami yang bersalah, namun sebagai konsekwensinya apabila dari pihak mereka yang bersalah tentu hukum harus berlaku adil, tekan Muhammad Huddin, S.Pd meyakinkan.
(Sub)
إرسال تعليق