Jawapes Tanggamus - Wakapolres Tanggamus Kompol Heti Patmawati, SH. S.IK mendampingi Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani mengunjungi lokasi terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Semaka, Rabu (05/08/20) siang.
Dalam kegiatan itu Waka Polres mewakili Kapolres AKBP Oni Prasetya, S.IK juga menghadiri rapat koordinasi bersama Forkopimda Tanggamus, bahas tindak lanjut penanganan tanggap darurat bencana alam di Kantor Camat Semaka.
Kasubbag Humas Polres Tanggamus Iptu M. Yusuf, SH mengatakan, usai rapat koordinasi, Waka Polres Tanggamus bersama Bupati juga melakukan pengecekan lokasi terdampak banjir dan longsor di Pekon Padawaras, Way Kerap dan Sedayu.
"Bersamaan dengan pengecekan, rombongan juga memberikan bantuan sembako kepada warga korban terdampak banjir dan longsor," kata Iptu M. Yusuf.
Ditambahkan Iptu M. Yusuf dalam rangkaian kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Pasi Ops Kodim 0424/TGM Kapten Inf. Redi Kurniawan, Kementrian PU RI Dadi Indradi, Sekda Hamid Heriansyah Lubis.
Lalu, Kadis PUPR dan Pengairan Lampung, Kabag Ops Kompol Bunyamin, SH. MH., BPBD Tanggamus Ediyan M. Toha, Kadinkes Tanggamus Taufik Hidayat, Tagana dan Pramuka Kwarcab Tanggamus.
"Hingga berakhirnya kegiatan, berlangsung kondusif," pungkasnya.
Sementara Bupati Hj. Dewi Handajani menyatakan status bencana banjir dan longsor di Semaka sebagai darurat bencana.
Menurut Dewi, hal itu didasari kondisi dampak bencana mulai dari akses jalan lintas barat yang tertutup, kerusakan rumah warga dan tempat umum lainnya.
"Untuk status bencana, darurat bencana," ujar Dewi.
Ia menjelaskan ada tujuh pekon yang terdampak yakni pekon, Way Kerap, Pardawaras, Sedayu, Sukaraja, Kacapura, Bangun Rejo dan Karang Rejo.
Sementara ini kurang lebih ada 350 rumah warga terdampak banjir dan longsor. Selanjutnya terus dilakukan inventarisasi mana saja rumah yang mengalami rusak berat. Dan minta bantuan Pemprov Lampung untuk bantu perbaikan rumah warga.
Sedangkan langkah yang diambil oleh Pemkab Tanggamus, pertama, mengamankan situasi terlebih dahulu pasca bencana agar masyarakat merasa tenang, tidak merasa ketakutan dan lain sebagainya.
Langkah kedua adalah mendirikan posko posko, terdiri dari posko dapur umum dan kesehatan yang tersebar di tujuh titik. Tujuannya untuk berikan layanan kesehatan akibat warga terkena banjir.
"Disamping itu juga ketersediaan bahan pangan yang akan kami distribusikan ke masyarakat. Kami mengambil langkah untuk melokalisir bantun di dapur umum, sehingga masyarakat nanti dibantu dalam bentuk nasi bungkus," jelas Dewi.
Langkah selanjutnya akan menginventarisir apa saja kerugian yang dialami oleh masyarakat. Dari mulai lahan pertanian yang terendam banjir, lalu dokumen identitas kependudukan yang mengalami kerusakan akibat terendam banjir.
Lantas menangani tanggul yang jebol di sungai yang melintasi Dusun Banding, Pekon Way Kerap. Tanggul sebenarnya masih dalam pengerjaan namun kini rusak lagi diterjang banjir.
"Kemudian juga penanganan terhadap tanggul yang jebol. Tanggul sedang kami lakukan perbaikan, atau penanganan sementara, kurang lebih 50 persen pengerjaan. Tapi sudah dihantam air sungai," kata Dewi.
Selanjutnya untuk aliran sungai Way Kerap dan Way Seluang yang alurnya sejajar dengan jalan lintas dan cabang-cabangnya melintasi jalan lintas akan dinormalisasi.
"Kami akan lihat kondisi sungainya saat ini, lalu lakukan normalisasi dan mudah mudahan, secepatnya dapat ditangani," ujar Dewi.
Ia juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan kelibatan berbagai pihak, seperti TNI, Polri dan juga relawan yang telah melakukan pembersihan material longsor. (Ady)
Posting Komentar